24 Mahasiswa UMY Jadi Relawan Penanganan Pandemi Covid-19
YOGYAKARTA - Sebanyak 24 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) siap menjadi relawan untuk menanggani pandemi virus corona jenis baru, Covid-19. Ada beberapa bidang relawan penanganan Covid-19, yaitu Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), tracking, screening, dan penanganan pasien.Mahasiswa UMY tersebut menjadi relawan bidang KIE. Para mahasiswa itu sekarang sedang mengikuti pelatihan yang diselenggarkan Direktorat Jenderal (Diitjen) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kami sudah mendapat 3 kali pelatihan dengan berbagai macam materi. Pelatihan dilakukan melalui media live streaming yang dijadwalkan setiap satu hari sebelum pelatihan dimulai. Untuk lama pelatihannya sendiri, kami belum tahu," kata mahasiswa Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY angkatan 2017, Arif Aynul Hakim yang mengikuti program tersebut, Senin (30/3/2020).
Mahasiswa Prodi Kedokteran FKIK UMY angkatan 2017, Kevin Danudoro mengatakan, dalam melaksanakan kegiatannya, ia dan relawan mahasiswa melakukan peran dalam pemasifan edukasi dan informasi secara online.
"Seperti yang sudah dianjurkan pemerintah untuk melakukan work from home, maka kami melakukan KIE ini secara online. Jadi kami para mahasiswa kemungkinan tidak akan diterjunkan langsung ke rumah sakit yang membutuhkan karena hal tersebut belum menjadi kompetensi kami," katanya.
Sementara mahasiswa Prodi Kedokteran Gigi FKIK UMY angkatan 2017, M Romzi Nabil Agustam yang mendaftar menjadi relawan penanganan Covid-19 mengaku mengikuti program ini karena bermanfaat bagi orang lain. Apalagi saat ini Indonesia sedang mengalami krisis global yang harus dihadapi bersama. "Saya sebagai mahasiswa ingin ikut andil dalam menghadapi krisis ini. Itu yang memotivasi saya," katanya.
Selaras dengan yang disampaikan Romzi, Arif, dan Kevin juga mengaku bahwa keikutsertaan mereka dalam program relawan ini ingin berkontribusi bagi lingkungannya dan juga menerapkan ilmu-ilmu yang mereka dapatkan selama berkuliah di rumpun ilmu kesehatan. Orang tua dari ketiga mahasiswa tersebut pun memberikan lampu hijau bagi mereka dalam mengikuti kegiatan relawan dengan syarat bisa bertanggung jawab atas apa yang dipilih dan bisa menjaga diri sendiri.
Wakil Dekan FKIK UMY, Muhammad Kurniawan menjelaskan, program ini terbagi menjadi dua bagian. Bagi mahasiswa Strata-1 (S1) bertugas untuk melakukan komunikasi informasi edukasia. Lalu bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan profesi akan membantu tenaga medis di fasilitas kesehatan.
Menurut Kurniawan, relawan UMY bertugas sebagai penyampai informasi terkait Covid-19 secara online. Karena programnya dilaksanakan secara online dengan cara memasifkan informasi-informasi edukasi melalui media daring atau media sosial. Maka secara umum risiko terhadap relawan itu kecil atau tidak ada, karena mereka menjadi relawan tidak langsung turun ke lapangan di rumah sakit.
Pendampingan dalam bentuk penyamaan persepsi tentang Covid-19 dilakukan oleh tim mitigasi Covid-19 FKIK UMY yang dilakukan oleh dosen-dosen FKIK yang sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. "Walau risiko yang akan dihadapi oleh relawan terbilang kecil, tetapi baik UMY dan Kemendikbud tetap memberikan jaminan dan pendampingan secara berkala," katanya.
Para relawan akan diberikan pelatihan dan pendampingan, disiapkan alat perlindungan diri (APD) yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemenuhan nutrisi, insentif dari Kemendikbud, sertifikat pengabdian kepada masyarakat. Serta penyetaraan pembelajaran sebagai bagian dari satuan kredit semester (SKS) atau bagian dari co-as untuk mencapai kompetensi yang dapat ditetapkan oleh Perguruan Tinggi masing-masing misal 1 bulan relawan sama dengan 3-4 SKS.
"Dengan adanya program ini, diharapkan berbagai lapisan masyarakat dapat berkolaborasi dalam melewati situasi darurat ini. Semakin banyak masyarakat yang mengerti dan paham tentang virus corona, maka diharapkan agar lebih waspada dan terhindar dari Covid-19," katanya.
Sumber: SindoNews